Sabtu, 03 Desember 2011

kamar kedua gue.

Mana lagi, kalau bukan ngomongin asrama gua. Yapp, asrama C1 tepatnya. Kali ini gua mau ngomongin lebih spesifik tentang asrama gua, lebih tepatnyanya tentang penghuni lorong 5 kamar 50. Penghuni pertama yang menempati kamar ini adalah Arion. Sedikit deskripsi tentang Arion adalah: tinggi, berwajah hampir kotak, suka makan walau gak gemuk, relijius (ya,dia kristiani yang relijius), suka bercanda, suka gitaran. Satu kalimat yang khas abis bin ajaib sering keluar dari mulutnya “ojo inang”. Ok, please. Jangan Tanya gua. Gua gak tau artinya mantra itu. Gua rasa ada magisnya. Suka terngiang-ngiang sendiri di kuping gua. Dia batak asli, seasli-aslinya batak. Dikenal dengan batak toba, dan berasal dari siantar.paling rapih diantara kita berempat. Oh ya, dulu gua agak susah ngerti kalau ni orang ngomong. Tapi sekarang udah lancar kayak jalan tol.

Orang kedua yang nempatin kamar 50 itu gua, Ikhsan. Ya, gua bisa jadi orang kedua karena kepaksa berangkat cepat. Gara-gara abang gua ggak bisa nganterin besoknya. Yang mana dia ada ujian. Jadi deh gua ke asrama diantar malam-malam. Pertama masuk, gua udah mikir engga-engga bakal tidur ditempat asing sendirian. Untung udah ada orang. Teman chat gua anak bogor sempat nakut-nakutin. Yang gak asik, kamar gua pertama masuk berdebu banget, dan gua disambut kecoa. Membawa imajinasi liar gua terbang kemana-mana akan kotor dan suramnya tempat hidup gua setahun kedepan. Gua sendiri sukanya main game, gambar-gambar, dan nonton. Orang padang yang lahir di Bengkulu dan gede di tangerang. Sehingga sudah agak kehilangan padang taste-nya.

Ketiga adalah Rudi. Dia orang lampung yang sebenarnya orang jawa. Berperawakan putih, mancung,pintar dan tidak banyak bicara. Pertama kali gua menduga, dia terinspirasi abis sama quote-nya tukang cukur “sedikit bicara, banyak kerja” , pepatah air beriak tanda tak dalam, atau yang kerennan silent is golden. Terlepas dari itu semua, dia emang diam abis. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya sangat efisien. Dia juga yang bikin gua banyak kenal sama anak-anak lampung. Awan,tomi,ilham,elga.. tapi mereka-mereka ini gak gua bahasa detail di-post ini. Rudi satu-satunya penerima beasiswa dikamar gua. Terbukti dia gua akui jago semenjak keluar hasil matrikulasi. Dia dapat nilai AB. Yang mana dia fisika, fisika saat matrikulasi = begadang tiap hari. Laporan, tugas, raker. Rebeklah!

Keempat dan juga terakhir. Ini personil terakhir kamar 50. Faqih. Dia anak tertulis sendiri dikamar ini. Rumahnya paling dekat juga, depok. Pertama-tama faqih sering bermasalah dengaan kasurnya, kutuan tu kasur. Udah dituker, dijemur,di panasin,ditepok-tepok. Masih aja ada.. pertamanya faqih pendiam karena belum beradaptasi, tapi sekarang-sekarang dia paling vocal deh. Ngomongnya kayak lampung-lampung gitu. Eh, benar aja kampung ni orang dilampung. Yang gua paling heran, dia gak tertarik masuk kampus idaman gua banget. UI. Padahal itu kampus kesukaan sejuta umat banget, katanya dia gak tertarik. Kedekatan. Dia lebih milih IPB dengan alasan ingin berwirausaha. Dengan datangnya Faqih, lengkap deh kamar gua beranggotakan 4 jomblo tulen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar